Dua Pilar Utama untuk Menciptakan Bisnis yang Berkelanjutan
Oleh : Gifa Delyani Nursyafitri
Seperti yang kita ketahui sesuatu yang berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai penerapan praktek-praktek berkelanjutan dalam kategori bisnis, pertanian, masyarakat, lingkungan, dan kehidupan pribadi dengan mengelola mereka dengan cara yang akan menguntungkan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pengelolaan yang berkelanjutan diperlukan karena merupakan bagian penting dari kemampuan untuk berhasil mempertahankan kualitas hidup di planet kita. Pengelolaan yang berkelanjutan dapat diterapkan pada semua aspek kehidupan kita. Misalnya, praktek-praktek bisnis harus berkelanjutan jika mereka ingin tinggal dalam bisnis, karena jika bisnis ini tidak berkelanjutan, maka dengan definisi keberlanjutan mereka akan berhenti untuk dapat berada di kompetisi.
Masyarakat berada dalam kebutuhan manajemen yang berkelanjutan, karena jika masyarakat yang makmur, maka manajemen harus berkelanjutan. Hutan dan sumber daya alam perlu memiliki manajemen yang berkelanjutan jika mereka dapat secara terus-menerus digunakan oleh generasi kita dan generasi mendatang. Kehidupan pribadi kita juga perlu dikelola secara lestari. Hal ini dapat dengan membuat keputusan yang akan membantu mempertahankan lingkungan sekitarnya dan lingkungan, atau bisa dengan mengelola emosi kita dan kesejahteraan fisik. Pengelolaan yang berkelanjutan dapat diterapkan untuk banyak hal, karena dapat digunakan sebagai literal dan konsep abstrak. Artinya, tergantung pada apa yang mereka diterapkan pada makna apa itu bisa berubah.
Dalam konsep manajemen modern, proses atau cara membangun bisnis yang berkelanjutan didasarkan pada dua pilar. Pertama terkait filosofi kehadiran suatu usaha di tengah-tengah lingkungan (bisnis dan sosial). Visi dan misi dibangunnya suatu usaha perlu ditinjau kembali. Karena dua hal itu merupakan hal yang fundamental serta memuat tujuan awal dari dibangunnya suatu bisnis. Dari visi dan misi akan terlihat bagaimana motif dasar para pendiri akan kontribusi bisnis tersebut dengan lingkungannya. Berkelanjutan atau tidak suatu bisnis tergantung pada kontribusinya terhadap lingkungan.
Organisasi yang menempatkan penciptaan nilai lebih pada para anggota organisasi, pemerintah, pesaing, pasar, konsumen, pemasok, lembaga sosial sebagai prioritas utama atau dengan kata lain memiliki kontribusi yang besar dalam lingkungan seringkali pada prakteknya memiliki umur panjang. Namun, organisasi yang senantiasa menempatkan peningkatan profit sebagai misi utama sehingga terkesan tidak peduli dengan lingkungan seringkali tidak berusia panjang.
Kebanyakan pengusaha memahami bahwa peningkatan profit adalah hal yang terpenting. Sehingga hal utama yang menjadi pusat perhatian adalah bagaimana cara nya agar tujuan tersebut tercapai. Tanpa mereka sadari bahwa jika mereka hanya terfokus pada cara meningkatkan profit dan mengabaikan hubungan antara suatu usaha dan lingkungan akan melahirkan perolehan profit jangka pendek. Dimana hal itu akan melahirkan cela untuk mendapatkan keuntungan sesaat bukan keuntungan yang berkelanjutan.
Sebagai contoh, seorang pengusaha yang cenderung memilih strategi bisnis dengan orientasi keuntungan jangka pendek seringkali merugikan konsumen. Akibatnya sang konsumen tidak akan melakukan pembelian ulang dan bahkan mengkomunikasikan citra negatif tentang organisasi pada komunitasnya. Pada kondisi inilah nama perusahaan menjadi taruhannya. Di sisi lain, menempatkan penciptaan nilai lebih pada stakeholder seringkali identik dengan upaya pengurangan potensi keuntungan demi kehidupan organisasi di masa depan.
Sejumlah kalangan bahkan menilai bahwa keberhasilan konsep ini sangat tergantung dari seberapa efektif manajemen melakukan trade off antara kenikmatan sesaat (keuntungan sementara) dengan kenikmatan di masa depan (keuntungan dalam jangka panjang) sehingga dalam prakteknya seringkali organisasi mengalami kerugian di satu massa untuk kemudian meraih keuntungan lebih dalam beberapa tahun berikutnya. Lebih lanjut, nilai lebih yang menjadi fokus konsep ini tidak sebatas seberapa jauh produk-jasa yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen, namun lebih pada seberapa besar kontribusi produk-jasa yang ditawarkan dapat menambah satu hari kehidupan sang konsumen. Anda dapat membayangkan respon positif yang akan diterima organisasi jika mampu merealisasikan konsep tersebut.
Pilar kedua terkait budaya kerja di dalam perusahaan. Untuk membuat sebuah usaha menjadi berkelanjutan memang bukanlah hal yang mudah. Para pengusaha dituntut untuk memiliki inovasi yang cukup tinggi. Karena sifat utama konsumen adalah cepat bosan dan mengikuti trend. Jika kita tak mampu untuk mengolah bisnis kita sesuai zaman atau dengan kata lain tidak mampu mengikuti trend, maka output dari bisnis kita akan mulai ditinggalkan. Dalam situasi persaingan dewasa ini, penciptaan inovasi dalam perusahaan bukan merupakan tanggung jawab bagian penelitian dan pengembangan semata. Manajemen harus mampu membawa inovasi sebagai output dari budaya kerja organisasi.
Dengan mengetahui dan memahami kedua pilar tersebut, maka kita sebagai pengusaha akan mampu membuat bisnis kita menjadi berkelanjutan. Seperti yang kita ketahui, manusia merupakan makhluk sosial. Sehingga dengan adanya kontribusi kita dalam suatu lingkungan masyarakat akan membuat kita mudah diterima dalam masyarakat. Usaha untuk meningkatkan profit memang bukan hal yang dapat diabaikan, namun jika kita hanya terfokus pada hal itu akan menyebabkan bisnis kita hanya berjalan di tempat atau bahkan berhenti. Dengan berkontribusi pada lingkungan, akan menyebabkan bisnis kita menjadi berkelanjutan karena masyarakat merasa memerlukan kehadiran kita di tengah-tengah mereka.
Namun masyarakat sebagai konsumen merupakan makhluk yang cepat bosan. Sebagai seorang pengusaha kita harus tahu bagaimana caranya membuat mereka tetap memilih produk kita. Seperti yang kita ketahui, kehidupan dan style masyarakat Indonesia berganti dengan begitu cepat bagaikan kedipan mata. Jika kita tidak memiliki inovasi baru, tentu lama-kelamaan mereka akan beralih ke produk lain yang mampu mengikuti mode. Oleh karena itu, untuk membangun sebuah bisnis yang berkelanjutan, kita dituntut untuk menjadi pengusaha yang kreatif. Ide - ide inovatif tersebut akan menghantarkan usaha kita untuk menciptakan produk-jasa yang mampu meningkatkan kualitas hidup konsumen dalam jangka panjang. Perlahan namun pasti mekanisme tersebut akan membentuk sebuah siklus yang berkontribusi positif dalam keberlangsungan bisnis perusahaan.
Sumber :
Take some actions.. Do it !! What business will you make soon?
BalasHapus